Anekdot adalah sebuah cerita singkat dan lucu atau menarik, yang mungkin menggambarkan kejadian atau orang sebenarnya. Anekdot selalu disajikan berdasarkan pada kejadian nyata.
Walupun terkadang dinilai menghibur, tujuan utama sebuah anekdot bukanlah untuk menjadi sebuah kelakar belaka, melainkan tujuan utamanya adalah tidak hanya untuk membangkitkan tawa, tetapi untuk mengungkapkan suatu kebenaran yang lebih umum daripada kisah singkat itu sendiri, atau untuk melukiskan suatu sifat karakter dengan ringan sehingga ia menghentak dalam kilasan pemahaman yang langsung pada intinya.
Tetapi, ternyata membuat Anekdot tidak semudah itu, loh. Mengapa? Karena untuk menyusun sebuah teks anekdot kita harus mengikuti struktur yang ada. Struktur teks anekdot adalah sebagai berikut :
1. Abstraksi : Bagian di awal paragraf yang berfungsi memberi gambaran tentang isi teks secara umum.
2. Orientasi : Bagian yang menunjukkan awal kejadian cerita atau latar belakang bagaimana peristiwa tersebut terjadi.
3. Krisis : Bagian dimana terjadinya hal atau masalah yang unik atau mungkin tidak biasa yang terjadi.
4. Reaksi : Bagian penyelesaian masalah yang timbul pada sektor krisis sebelumnya.
5. Koda, merupakan perubahan yang terjadi pada tokoh.
6. Re-Orientasi, merupakan suatu penutup atau bagian akhir dari teks anekdot.
Lalu, selain struktur anekdot juga memiliki beberapa ciri-ciri yang dapat dengan mudah membuat kita mengetahui bahwa sebuah tulisan merupakan anekdot apa tidak. Ciri-ciri teks anekdot adalah sebagai berikut :
1. Hampir menyerupai seperti dongeng.
2. Menceritakan hewan dan manusia secara umum dan realistis.
3. Bersifat humor, menyindir, dan lelucon.
4. Memiliki tujuan tertentu.
Nah, setelah mengetahui pengertian, struktur, dan ciri-ciri, saya akan mencantumkan gambar contoh teks anekdot agar para pembaca juga saya dapat lebih memahami teks anekdot.
Seperti gambar yang sudah saya cantumkan diatas, gambar tersebut merupakan salah satu cuplikan dari teks anekdot. Bagi mereka yang sudah melewati masa-masa ujian nasional, pasti mengerti betapa terkadang berlebihannya sebuah pengawasan pada seorang siswa atau siswi yang tengah mengerjakan ujian. Lalu pertanyaannya, mengapa hal yang sama tidak dilakukan pada petinggi-petinggi lain di luar sana?
Melalui gambar diatas kita dapat bersama-sama membenarkan bahwa teks anekdot memang bersifat humor dan menyindir, tetapi, memiliki sebuah tujuan tertentu, yang mana pada gambar diatas secara langsung mengungkapkan kebenaran akan kegiatan korupsi yang seringkali dibiarkan begitu saja.
Pada bagian terakhir ini, saya hendak membahas sebuah tanda tanya paling besar yang seringkali berdiam diri di dalam pikiran setiap pelajar. Mengapa kita harus mempelajari teks anekdot? Jawabannya, agar kita dapat menyampaikan pendapat kita dengan cara yang disukai dan juga efektif.
Saya meminta maaf yang sebesar-besarnya karena memang seharusnya postingan ini dipublikasikan kemarin, saya pun telah berjanji kepada Pak Martinus --selaku guru Bahasa Indonesia-- untuk menerbitkannya kemarin. Hanya saja terjadi sebuah kendala pada aplikasi blogger milik saya yang menghambat proses penerbitan. Mengharuskan saya untuk mengotak-atiknya sebentar sebelum memutuskan untuk menghapus kemudian memasangnya ulang pada gawai saya. Kiranya, pembahasan ini dapat dinilai membantu bagi siapa saja yang membacanya.
26.07.17
-IndiraRachel-
*Woocara
*Wikipedia
(* = terima kasih kepada)