|
Gambar ilustrasi: siswa-siswi SMA Kanaan Jakarta |
Pagi ini saya terjerat dalam situasi yang tidak mengenakkan. Waktu menunjukan tiga puluh menit lewat dari pukul lima pagi, saat saya sedang berkutik dengan seorang suster dan jarum suntiknya. Bagian ujung jarum yang tajam menusuk dan menembusi daging tangan yang berakhir dengan genangan cairan merah di lantai unit gawat darurat.
Ditengah pening yang melanda, rasa pegal yang menggelitik bagian pinggang, dan rasa mual yang mendominasi, saya menyempatkan diri untuk menulis atau lebih tepatnya mengetik opini saya mengenai pendidikan yang membebaskan.
Pendidikan memang penting. Saya pun bernyali untuk mengatakan hal ini karena terbukti bahwa pemerintah mewajibkan seluruh warga indonesia untuk menjalani sekurang-kurangnya 12 tahun masa pendidikan. Hal ini atau saya dapat mendeklarasikan peraturan pemerintah ini diterapkan atas perundingan panjang mengenai betapa pentingnya pendidikan terhadap kehidupan seseorang serta kehidupan bangsa kedepannya.
Bagi seorang Indira Rachel, yang masih duduk di kursi kelas satu sekolah menengah atas, pendidikan sesederhana menjamin kesuksesan di masa depan. Alasannya tidak lain dan tidak bukan adalah pendidikan dapat menjamin kehidupan berkecukupan di masa yang mendatang. Baiklah, saya juga mengetahui mengenai banyaknya lulusan sarjana yang berakhir sebagai satu dari banyaknya tunakarya di Indonesia.
Tetapi, bukankah hal tersebut dapat kita jadikan sebagai acuan untuk mengenyam pendidikan lebih tinggi lagi?
Pola yang menurut saya harus didoktrin pada seluruh masyarakat Indonesia bahkan masyarakat dunia adalah, Semakin tinggi pendidikan semakin banyak pekerjaan yang membuka tangan dengan bayaran yang tinggi pula.
Dan bayaran tersebut yang akan terus membangun dan mengulang siklus menjamin kehidupan di masa yang akan mendatang. Dalam satu kalimat, saya dapat menyimpulkan,
Pendidikan membebaskan dari kesengsaraan hidup.
Sejujurnya saya hendak berbicara panjang lebar dalam posting - an saya kali ini, hanya saja mengingat tatapan tajam elang milik mama sudah melekat pada tubuh saya yang terbaring lemah di bangkar rumah sakit sejak 10 menit silam, saya memutuskan untuk hanya membahas opini yang saya anggap paling penting saat membahas pendidikan.
Kiranya tulisan yang juga merupakan bagian dari gading yang retak ini dapat dianggap bermanfaat bagi siapa saja yang membacanya.
04.08.17
-IndiraRachel-